Pendidikan Karakter Mahasiswa

Hasil gambar untuk pendidikan karakter mahasiswa



UPAYA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAGI MAHASISWA

(Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri Uk Petra)

Wanda Chrisiana

Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Surabaya

e-mail: w_chrisiana@peter.petra.ac.id

ABSTRAK

Pendidikan karakter di beberapa negara sudah mendapatkan prioritas sejak pendidikan dasar dimulai.

Namun di Indonesia, pendidikan karakter masih dipandang sebagai wacana dan belum menjadi bagian yang

terintegrasi dalam pendidikan formal. Artikel ini membahas tentang pentingnya pendidikan karakter dalam

sistem pendidikan formal. Dimulai dengan melihat contoh manfaat pendidikan karakter di negara lain

seperti Amerika dan Cina. Kemudian, dilanjutkan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh Jurusan Teknik

Industri UK Petra untuk merancang pendidikan karakter yang sistematis dan terintegrasi dalam kurikulum

bagi mahasiswa sebagai persiapan menuju ke dunia kerja. Usaha tersebut antara lain penetapan pendidikan

karakter sebagai salah satu rencana strategis jurusan, penetapan tim, perancangan dan pelaksanaan program

pendidikan karakter, evaluasi, serta usaha perbaikan terus menerus.

Kata kunci: pendidikan karakter, perancangan dan pelaksanaan program.

 

  1. PENDAHULUAN

Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan

sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara

individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya

sehari-hari.

Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting.

Sambil mengevaluasi tujuan kita, sangatlah penting untuk menyusun kurikulum yang secara jelas

memuat pendidikan karakter. Namun, semakin singkatnya waktu studi serta mahalnya biaya

pendidikan mendorong mahasiswa menjadi mahasiswa yang pragmatis dalam mencapai citacitanya.

Kegiatan akademik sangat menuntut konsentrasi mahasiswa sehingga porsi bagi

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 7, NO. 1, JUNI 2005: 83 – 90

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

84

kegiatan-kegiatan sosial menjadi semakin sedikit. Dorongan untuk berinteraksi secara sosial

dengan sesama sangat kurang, padahal hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter.

Berdasarkan observasi singkat kepada para alumni, ditemukan bahwa banyak alumni yang

ternyata tidak siap terjun ke dunia kerja. Daya tahan dan kemampuan beradaptasi dalam

lingkungan dan tekanan pekerjaan sering dikeluhkan sebagai kendala utama yang menghambat

pengembangan karir.

Menyadari bahwa karakter individu tidak bisa dibentuk hanya melalui satu atau dua

kegiatan saja, maka akan disusun kurikulum pembinaan karakter yang berkesinambungan dan

terintegrasi dalam perkuliahan, dimana proses tersebut juga melibatkan dosen, karyawan, dan

lembaga lain dalam universitas, sehingga manfaat pembinaan karakter dapat dirasakan.

  1. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

2.1. Definisi Karakter

“Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character

is the inward motivation to do what is right, according to the highest standard of behaviour, in

every situation” (Hill, 2002).

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu

individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan

membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat dalam The Six Pillars of Character yang

dikeluarkan oleh Character Counts! Coalition ( a project of The Joseph Institute of Ethics).

Enam jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi: berintegritas, jujur, dan

loyal

  1. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak

suka memanfaatkan orang lain.

  1. Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian

terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.

  1. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati

orang lain.

  1. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli

terhadap lingkungan alam.

  1. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan

selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.

2.2. Pendidikan Karakter di Negara Lain

Sumber yang ada menunjukkan bahwa pendidikan karakter di beberapa negara dimulai

sejak pendidikan dasar, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea.

Apakah ada bukti bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis

betul-betul memiliki efek positif dalam pencapaian akademis? Jawabannya ya. Berikut akan

diberikan abstrak dari beberapa studi hasil pendidikan karakter di Amerika dan Cina.

Pemerintah Amerika sangat mendukung program pendidikan karakter yang diterapkan

sejak pendidikan dasar. Hal ini terlihat pada kebijakan pendidikan tiap-tiap negara bagian yang

UPAYA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MAHASISWA (Wanda Chrisiana)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

85

memberikan porsi cukup besar dalam perancangan dan pelaksanaan pendidikan karakter. Hal ini

bisa terlihat pada banyaknya sumber pendidikan karakter di Amerika yang bisa diperoleh.

Kebanyakan, program-program dalam kurikulum pendidikan karakter tersebut menekankan pada

experiental study sebagai sarana pengembangan karakter siswa.

The Monk Study. Dalam penelitiannya, Mr. Doug Monk dari Kingwood Middle School di

Humble, Texas, membandingkan evaluasi para guru terhadap murid sebelum dan sesudah

diimplementasikannya kurikulum Lessons in Character. Dalam kurikulum yang lebih banyak

mengajak murid untuk berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan mengembangkan

kepekaan mereka, telah memberikan dampak positif dalam perubahan cara belajar, kepedulian

dan rasa hormat terhadap para staff sekolah, dan meningkatnya keterlibatan para murid secara

sukarela dalam proyek-proyek kemanusiaan (Brooks, 2005).

Di negara Cina, dalam program reformasi pendidikan yang diinginkan oleh Deng Xiaoping

pada tahun 1985, secara eksplisit diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter:

Throughout the reform of the education system, it is imperative to bear in mind that reform is for

the fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character and

cultivating more constructive members of society (Li, 2005). Karena itu program pendidikan

karakter telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang pra-sekolah

sampai universitas.

Li Lanqing, seorang politikus dan birokrat Cina yang mempunyai pemahaman yang

komprehensif dan mendalam tentang pendidikan menenkankan tentang bahayanya sistem

pendidikan yang terlalu menekankan hapalan, drilling, dan cara mengajar yang kaku, termasuk

sistem pendidikan yang berorientasi hanya untuk lulus dalam ujian. Sebagai hasilnya, Cina yang

relatif baru bangkit dari keterpurukan ekonomi, sosial, dan budaya akibat Revolusi Kebudayaan

yang dijalankan oleh Mao, bisa begitu cepat mengejar ketertinggalannya dan menjadi negara

yang maju. Presiden Jiang Zemin sendiri pernah mengumpulkan semua anggota Politburo

khusus untuk membahas bagaimana mengurangi beban pelajaran siswa melalui adopsi sistem

pendidikan yang patut secara umur dan menyenangkan, dan pengembangan seluruh aspek

dimensi manusia; aspek kognitif (intelektual), karakter, aestetika, dan fisik (atletik) (Li, 2005).

  1. PERANCANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI JURUSAN TI – UK PETRA

Proses pendidikan karakter di Jurusan Teknik Industri (TI) selama ini belum banyak

menyentuh pembinaan karakter mahasiswa. Pendidikan di perguruan tinggi hanyalah beberapa

tahun saja sebelum mahasiswa masuk ke dunia kerja, sehingga pendidikan dasar dan menengah

yang seharusnya lebih banyak berperan dalam pendidikan karakter. Sayangnya pendidikan

karakter di tingkat dasar sampai menengah sekolah-sekolah di Indonesia belum betul-betul

mendapat tempat dibandingkan pendidikan akademis. Masih banyak sekolah yang walau

menyadari bahwa karakter itu penting, belum melakukan pembinaan serius untuk

mengembangkan karakter yang positif. Hal ini mengakibatkan input yang diterima perguruan

tinggi bukanlah mahasiswa yang siap untuk dididik karakternya.

Di tengah segala kekurangan dan hambatan yang ada, TI tetap mencoba untuk menyusun

sistem pendidikan yang bertujuan meningkatkan kompetensi akademis dan juga karakter

mahasiswanya. Pendidikan karakter di TI lebih dikenal dengan nama pengembangan karakter

(character development (CD)). Penetapan (CD) sebagai salah satu rencana strategis dan

penyusunan tim (CD) menjadi bukti komitmen TI.

Berikut adalah garis besar proses pendidikan di TI. Masukan adalah calon mahasiswa dan

mahasiswa di jurusan ini. Dengan beragam latar belakang, motivasi, dan kemampuan mahasiswa

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 7, NO. 1, JUNI 2005: 83 – 90

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

86

melalui proses belajar mengajar yang berdasarkan nilai-nilai Kristiani. Sebagai keluaran yang

diharapkan adalah alumni yang memiliki kompetensi dan karakter yang baik.

Gambar 1. Proses Belajar Mengajar di Jurusan TI UKP

Elemen sistem yang berpengaruh terhadap keluaran jurusan TI adalah:

  • Jurusan: Krua Jurusan, Sekretaris Jurusan, petugas administrasi
  • Dosen
  • Mahasiswa baru dan mahasiswa senior
  • Lembaga kemahasiswaan UKP
  • Unit penunjang UKP
  • Keluarga mahasiswa

Secara umum, rencana pengembangan karakter dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  • Tahap Awal. Pengembangan karakter menekankan pada kesadaran perubahan status

mahasiswa dari kehidupan siswa menjadi mahasiswa yang memiliki serangkaian konsekuensi

dan tanggung jawab kedewasaan.

  • Tahap Madya. Tahapan ini menekankan pada proses belajar secara mandiri dari mahasiswa,

melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dengan orang lain dan mengembangkan kepekaan

mereka.

  • Tahap Akhir. Pada tahap ini proses pengembangan lebih difokuskan pada profil lulusan yang

diharapkan oleh industri.

Baik tahap awal, madya, maupun tahap akhir, pengembangan karakter yang dilakukan senantiasa

mengacu pada 6 karakter yang telah disebutkan pada bagian 2.1. dan pelaksanaannya akan

melibatkan elemen-elemen sistem di atas.

3.1. Identifikasi Karakter Mahasiswa

Materi pengembangan karakter yang akan dijadikan tujuan dalam program ini ditentukan

berdasarkan hasil identifikasi karakter mahasiswa. Karakter adalah variabel yang sangat sulit

diukur, bahkan dengan alat psikotes sekalipun. Bagaimanapun juga untuk dapat merancang suatu

program pembinaan karakter dengan tepat, harus dilakukan pengukuran terhadap karakter

mahasiswa. Sebuah perangkat psiko-tes untuk mengukur karakter mahasiswa sesuai Six Pillars

Mahasiswa /

Calon mahasiswa

PROSES BELAJAR

MENGAJAR DI

TI – UKP

FAKTOR

EKSTERNAL

Nilai-nilai Kristiani

(Visi misi UKP)

Alumni

Plus

ELEMEN

SISTEM

UPAYA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MAHASISWA (Wanda Chrisiana)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

87

of Characters sudah pernah dirancang (Hendra dan Fransisca, 2003), dan perangkat ini yang

akan digunakan untuk melakukan pengukuran.

Alat ini telah dirancang untuk memberikan gambaran karakter individu menurut Six Pillar:

Trustworthiness, Fairness, Caring, Respect, Citizenship, dan Responsibility.

Output dari tes ini adalah nilai rendah, sedang, dan tinggi untuk masing-masing karakter setiap

mahasiswa. Hasil ini akan dibobotkan dan diperoleh total skor tiap karakter untuk keseluruhan

mahasiswa yang diuji.

Dari hasil tes tersebut diketahui secara umum untuk mahasiswa angkatan 2003 mempunyai

kecenderungan nilai yang rendah untuk karakter Caring, Respect, dan Citizenship. Maka, ketiga

point karakter inilah yang dijadikan acuan dalam menyusun materi dalam program pembinaan

karakter mahasiswa angkatan 2003.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

total skor

1

Six Pillars of Character

Perbandingan Karakter Mahasiswa

Trustw orth

Fairness

Caring

Respect

Citizen

Respons

Gambar 2. Tinjauan Karakter Mahasiswa TI Angkatan 2003

3.2. Pelaksanaan dan Evaluasi

Penyusunan program bagi kurikulum pengembangan karakter yang sistematis dan

terintegrasi dalam setiap aspek pendidikan di jurusan TI membutuhkan proses dan waktu yang

cukup panjang. Sebagai pilot project, TI memprogramkan pengembangan karakter berupa

kegiatan live in di sebuah desa selama beberapa minggu dan pekan kepedulian bagi mahasiswa

TI angkatan 2003.

Setelah program dilaksanakan, maka harus dilakukan evaluasi kegiatan dan pengukuran

untuk menilai efektivitas dari program yang sudah dilakukan. Kesulitan yang dihadapi dalam hal

ini adalah, seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa karakter berkembang melalui sebuah

proses, bukan hanya even yang berpengaruh sesaat saja. Oleh karena itu, tentunya tidak valid jika

tes karakter kembali diterapkan sesaat setelah program selesai dijalankan.

Namun berdasarkan hasil observasi dengan mahasiswa peserta kegiatan live in dan pekan

kepedulian, kebanyakan dari mereka merasa mendapatkan pengalaman baru dan berbeda yang

membuka mata mereka akan cara hidup yang jauh berbeda dengan yang mereka jalani selama

ini. Hal ini menyadarkan mereka tentang pentingnya menghargai orang lain, jerih payah, dan

hasil karyanya, dan masih banyak hal lain yang membuat mereka lebih menghargai hidup yang

sudah mereka terima. Kegiatan ini juga membawa dampak positif dalam cara pandang dan

perilaku mereka, yang dapat terlihat dari keseharian mereka dalam berinteraksi dengan

lingkungan mereka, khususnya di jurusan TI.

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 7, NO. 1, JUNI 2005: 83 – 90

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

88

Secara jangka panjang, parameter yang dapat menjadi indikator manfaat pengembangan

karakter bagi jurusan TI disesuaikan dengan strategi jurusan adalah retention rate (semakin

sedikitnya mahasiswa yang putus kuliah karena persoalan non financial), banyaknya pengabdian

masyarakat yang dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa, lama studi, dan kemampuan

bertahan di pekerjaan.

  1. HAMBATAN – HAMBATAN

Belum membudayanya pendidikan karakter di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi

upaya pengembangannya. Hal ini menyebabkan baik pendidik maupun peserta didik belum

terbiasa dengan model pendidikan karakter. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk bisa

merancang dan melaksanakan program ini dengan efektif. Selain itu, sumber-sumber informasi

yang tersedia lebih banyak mengacu model di negara lain yang budaya dan kebutuhannya relatif

berbeda dengan Indonesia.

  1. KESIMPULAN

Pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang seutuhnya

dan sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun bukan berarti jika pendidikan dasar belum

mengakomodasi pendidikan karakter, perguruan tinggi juga merasa tidak perlu untuk

menyelenggarakannya. Penting bagi perguruan tinggi untuk tidak hanya memperhatikan

kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa, tapi juga pembinaan karakternya agar lulusan

menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik.

Keinginan jurusan TI UKP untuk membina karakter mahasiswa telah dituangkan ke dalam

rencana strategisnya dan perancangan program yang sistematis dan terintegrasi sudah mulai

dilakukan. Sebagai pilot project, dilakukan program live in dan pekan kepedulian. Hasil dari

program ini memang tidak dapat langsung merubah karakter mahasiswa, namun telah

memberikan warna positif dalam suasana perkuliahan. Untuk ke depannya, perancangan

pendidikan karakter harus terus dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan dilakukan usaha

perbaikan terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, D., 2005. Increasing Test Score and Character Education The Natural Connection,

http://www.youngpeoplespress.com/Testpaper.pdf.

Hendra, M. Fransisca, 2003. “Identifikasi Karakter Mahasiswa Teknik Industri Universitas

Kristen Petra dan Harapan Industri Terhadap Karakter dan Non-Technical Skill Lulusan”.

Skripsi Jurusan Teknik Industri, No: 01/0754/IND/2003, Universitas Kristen Petra,

Surabaya.

Hill, T.A., 2005. Character First! Kimray Inc., http://www.charactercities.org/downloads/

publications/Whatischaracter.pdf.

Li, L., 2005. Education for 1.3 Billion. Pearson Education and China: Foreign Language

Teaching & Research Press.

UPAYA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MAHASISWA (Wanda Chrisiana)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

89

Zhao, Y.L., 2002. Extracurricular Activity: How Character Education in Conduct in China,

http://www.tandl.vt.edu/IA/pdf/2002/Yalizhao.pdf.

——–, Moral Education in Early-Modern Japan, 1993, http://www/nanzanu.ac.jp/SHUBUNKEN/

publications/jjrs/pdf/402.pdf.

——–, Moral Education: The Korean Experience, 1996, http://tigger.uic.edu/~Inucci/

MoralEd/aotm/article8.html.

——–, CC! is Research Based, Proven Effective–The Evidence, 2005.

Leave a comment